Saturday, October 20, 2012

"paus-benediktus-xvi"


Pejabat baru Vatikan mohon lebih banyak permohonan

01/03/2011 Pejabat baru Vatikan mohon lebih banyak permohonan thumbnail
Pejabat Vatikan yang baru Uskup Agung Savio Hon Tai-Fai mengatakan, dia membuat tiga permohonan kepada Allah ketika ditahbiskan menjadi uskup, termasuk permohonan untuk tiga permohonan baru.
Sekretaris baru Kongregasi Evangelisasi tersebut adalah seorang Salesian. Menurutnya, dia mengikuti teladan St. Yohanes Bosco yang menasehati calon-calon imam untuk membuat tiga permohonan kepada Allah, demikian Zenit.
Uskup Agung Hon, orang Cina pertama yang menduduki posisi penting di Kuria Roma, itu ditahbiskan menjadi uskup pada 5 Februari oleh Paus Benediktus XVI.
“Sebelum pentahbisan,” katanya, “saya memohon perdamaian dunia dan penyebaran Injil di Cina.”
Permohonan ketiganya adalah memohon untuk mengajukan tiga permohonan baru.
Pekan lalu, dia mempersembahkan Misa di Hong Kong ketika pulang dari Roma. Dia kemudian pergi ke Taiwan pada Rabu 23 Februari untuk kunjungan pastoralnya yang pertama sebagai sekretaris Kongregasi Evagelisasi.


Imam minta paus doakan para migran

                                              22/02/2011
Imam minta paus doakan para migran thumbnail
   Enam uskup dari Filipina setelah audiensi mereka
Seorang imam, yang menemani enam uskup Filipina dalam kunjungan “ad limina” mereka ke Roma untuk bertemu dengan Paus yang biasa dilakukan para uskup setiap lima tahun, memohon doa dan berkat Paus untuk pelayanan yang dilakukannya bagi para migran Filipina di Italia.
Itu semua terjadi dalam hitungan kurang dari satu menit, kata Pastor Joriz Calsa SDB asal Propinsi Cebu di Filipina bagian selatan.
Pada 18 Februari, Pastor Joriz pergi bersama mantan provinsialnya yang kini menjadi Uskup Kabankalan, di Negros Occidental, Mgr Patricio “Pat” Buzon.
Imam tersebut mengatakan: “Saya bersama lima imam lainnya yang bertugas sebagai sekretaris untuk membantu para uskup yang berkunjung dan kami meninggalkan Collegio Filipino dengan dua kendaraan pada jam 10:00 pagi dan masuk Kota Vatikan melalui pintu masuk resmi yaitu Porta Sant’Anna.”
“Sambil menunggu di ruang yang berdekatan dengan ruang tempat para uskup beraudiensi dengan Paus, petugas memberi penjelasan singkat kepada kami tentang protokol dan hal-hal lain yang secara berulang-ulang mereka tegaskan agar kita jangan membuat Paus lelah.”
“Uskup Pat dan saya adalah yang pertama kali memasuki ruang tempat Paus Benediktus XVI telah berdiri, siap untuk menyambut kami masing-masing. Ada aura kekudusan dari Paus dan saya terpesona oleh kesederhanaan dan kekudusan itu. Saya mencium cincin, memegang tangannya yang lembut saat Uskup Pat memperkenalkan saya dengan berkata: Ini adalah Don Joriz Calsa, yang sedang belajar di Universitas Kepausan Salesian …,” katanya.
“Saya tidak ragu untuk menginterupsi Uskup Patrick dan mengatakan dalam bahasa Inggris kepada Paus,” Bapa Suci, saya mohon doa dan berkat bagi keluarga Filipina khususnya yang bekerja di Italia.”
Dia mengangguk kepala tanda setuju. “Kami memberinya oleh-oleh dari Filipina berupa mangga kering khas Cebu.”
Dalam satu setengah tahun terakhir, selain pastoral kaum muda di Roma, Pastor Joriz, 39, melayani dua komunitas orang Filipina. Dia juga membantu Yahweh Elohim Charismatic Communities (YECC) di Italia yaitu di Bologna dan di Parma.
Di Italia ada sekitar 113.000 umat Katolik Filipina, termasuk 23.000 orang di seputar Roma.


Pengangkatan, kesempatan untuk melayani

                                                                                          
Malcolm Kardinal Ranjith ketika berjalan menuju Katedral St. Lusia di Kolombo
Pengangkatan, kesempatan untuk melayani thumbnail

Kardinal kedua asal Sri Lanka itu disambut di Katedral St. Lusia di Kolombo oleh para pemimpin kolese dan sekolah, para uskup Sri Lanka, dan Duta Vatikan untuk Sri Lanka Uskup Agung Joseph Spiteri.
Lebih dari 2.000 orang menghadiri Misa 4 Desember itu. Di antara mereka termasuk para pastor, suster, umat awam, politisi, pejabat pemerintah, dan sejumlah anggota legislatif.
“Bagi saya, (pengangkatan) ini merupakan kesempatan untuk melayani Gereja universal dalam kapasitas yang lebih besar dan melayani ibu pertiwi sejauh itu mungkin,” kata Kardinal Ranjith yang telah menjadi uskup agung Kolombo sejak tahun lalu. Dia adalah kardinal kedua asal Sri Lanka. Yang pertama adalah Thomas Kardinal Benjamin Cooray, yang meninggal dunia tahun 1988.
Presiden Sri Lanka Mahinda Rajapakse dalam pesannya mengatakan, kardinal baru ini “adalah penasehat tangguh di bidang ajaran sosial dan kerukunan antaragama.”
Kardinal Ranjith terkenal sebagai orang yang mempromosikan perdamaian dan kehendak baik dan senantiasa berbaur dengan agama-agama lain, kata Uskup Jaffna Mgr Thomas Savundaranayagam, yang keuskupannya paling parah menderita perang Sri Lanka selama 26 tahun.
“Malcolm Kardinal Ranjith sangat aktif … mendukung umat Katolik dalam segala tindakan untuk menciptakan perdamaian dan kerukunan, dan mencari bantuan kemanusiaan untuk menolong orang-orang yang menderita,” kata Uskup Savundaranayagam, seorang etnis Tamil.
Paus Benediktus XVI pada 20 November menerima 24 uskup sebagai angggota Dewan Kardinal, sebuah badan yang memberi nasehat kepada paus dan memilih paus baru. Kardinal Ranjith adalah satu-satunya kardinal asal Asia.
“Topi merah yang diterima para kardinal itu menandakan bahwa dia disiapkan untuk menghadapi kemartiran untuk melindungi agama Kristen dan kaum beriman dari ideologi palsu … serta melindungi hak dan kebebasan hati nurani umat Kristen,” kata Uskup Chilaw Mgr Valance Mendis.


Paus berdoa bagi Gereja Cina

                                                                                                        
Paus berdoa bagi Gereja Cina thumbnail
Paus Benediktus XVI dalam audiensi umum pada 1 Desember  
Dalam audiensi umum 1 Desember di   Vatikan, Paus Benediktus XVI berdoa bagi Gereja di Cina, karena komunitas Gereja “terbuka” akan menyelenggarakan kongres nasional kedelapan di Beijing pada 7-9     Desember.
Paus mengajak segenap umat Katolik, termasuk sekelompok orang Cina berjumlah 40 orang yang duduk di barisan depan, untuk berdoa bersamanya.
“Saya memohon doa kalian dan doa segenap umat Katolik di seluruh dunia, karena sebagai kalian tahu, Gereja di Cina akan melewati sebuah momen tertentu yang sulit,” kata Paus.
“Kita mohon kepada Bunda Perawan Maria, Penolong Umat Kristen, untuk menguatkan semua uskup Cina, yang sangat saya kasihi, sehingga mereka bisa berani memberi kesaksian akan imannya, dengan menempatkan semua pengharapan mereka pada Yesus, Sang Penyelamat yang sedang kita nantikan.”
“Kami juga menyerahkan semua umat Katolik di Cina kepada Perawan Maria, semoga melalui perantaraan Bunda Maria, mereka mampu mempraktekkan kehidupan Kristen mereka yang otentik alam persekutuan dengan Gereja universal, dan dengan cara ini bisa mengkontribusikan sesuatu bagi kerukunan dan kesejahteraan masyarakat mereka.”
National Congress for Catholic Representatives tersebut merupakan badan tertinggi otoritas Gereja terbuka di Cina. Kongres kedelapan itu akan memilih para pemimpin baru untuk Asosiasi Patriotik Katolik Cina (CCPA, Chinese Catholic Patriotic Association) dan Konferensi Waligereja Cina.
Vatikan tidak mengakui kedua organisasi tersebut, dan Komisi Cina di Vatikan mendesak para uskup di Cina daratan untuk tidak ikut dalam pertemuan-pertemuan kedua organisasi itu.
Beberapa keuskupan telah mendapat surat pemberitahuan tentang kongres itu. Beberapa uskup mengatakan kepada ucanews.com bahwa mereka tidak mau ikut, tetapi sulit juga untuk menolak.
Kongres ketujuh tahun 2004 dihadiri oleh sekitar 300 uskup, imam, suster, dan kaum awam dari seluruh negeri serta para pejabat pemerintah.
Anthony Liu Bainian, wakil ketua CCPA yang berpusat di Beijing, mengatakan kepada ucanews.com bahwa dia tidak tahu seberapa banyak wakil akan menghadiri kongres tersebut tahun ini, tetapi dia mengharapkan jumlahnya akan lebih besar atau setidaknya sama seperti kongres terakhir tahun 2004.

Pemilihan Paus di Kapel Sistine Vatikan.

Kardinal Gereja Katolik Roma

Senin, 19 Maret 2012 14:19 WIB
Kardinal Gereja Katolik Roma

Pemilihan Paus di Kapel Sistine Vatikan.

   
    Kardinal berasal dari kata Latin “cardo” yang berarti “engsel” atau “penghubung”. Awalnya, kardinal hanya sebutan bagi beberapa diakon dan imam Keuskupan Roma.

Para kardinal ini menjadi penghu­bung antara komunitas umat beriman dengan Paus sebagai Uskup Roma. Sebelum abad VI, jumlah kardinal Roma sekitar 18 kardinal, kemudian menjadi 25 kardinal, dan selanjutnya menjadi 28 kardinal pada pertengahan abad XI.

Kolegium Kardinal

Pada 13 April 1059, Paus Nicolas II (1058-1061) mempromulgasikan Bulla In No­mine Domini tentang hak eksklusif para kardinal untuk memilih Paus dalam konklaf ketika takhta lowong (sede vacante). Penggantinya, Paus Alexander II (1061-1073), mempertegas hak ini, sehingga abad XI menjadi tonggak terbentuknya Kolegium Kardinal atau Dewan Kardinal yang beranggotakan para kardinal Gereja Roma.

Pada abad XII Kolegium Kardinal makin berperan penting dalam reksa pastoral Gereja secara universal. Bahkan, pada 1163, Paus Alexander III (1159-1181) mengangkat Uskup Agung Mainz, Jerman, Mgr Konrad von Wittelsbach (1120-1200), sebagai kardinal dari luar Keuskupan Roma. Pengembangan peran dan pengangkatan kardinal ini dilaku­kan Paus Alexander III dengan mempromulgasikan dekrit Licet de Vitanda dalam Konsili Lateran III (1179). Pada masa Paus Honorius III (1216-1227), para abas beberapa biara penting juga diangkat menjadi kardinal.

Setelah itu, antara abad XIV-XVI, jabatan kardinal menjadi peran politis dan berbau nepotisme. Banyak keluarga bangsawan Roma kerabat dekat Paus diangkat menjadi kardinal. Orang-orang kepercayaan para raja di Eropa juga diberi gelar politis ini. Peranan Kolegium Kardinal dengan Paus sebagai pemimpin Gereja Roma Tertinggi menjadi sangat lemah. Pada masa pembuangan Avignon (1309-1378), yakni ketika Paus berkedudukan di Avignon, Perancis, dan tidak di Roma, hingga muncul Skisma Barat (1378-1417), dalam Gereja muncul dua Kolegium Kardinal dengan klaim kebenaran sendiri-sendiri. Mereka mengangkat Paus dan mempunyai kuria sendiri. Puncaknya terjadi pada 1409 ketika dalam Gereja Roma muncul tiga Paus sekaligus, yakni Gregorius XII dari Roma, Benediktus XIII dari Avignon, dan Alexander V sebagai Paus hasil Konsili Pisa. Kemelut ini berakhir pada November 1417 ketika Paus Martin V (1417-1431) terpilih dalam Konsili Konstan. Namun, praktik nepotisme pengangkatan kardinal masih terus berlangsung hingga abad XVI.

Reformasi Kolegium Kardinal secara efektif dilakukan oleh Paus Sixtus V (1585-1590). Pada 1586, ia menetapkan jumlah kardinal dalam Kolegium sebanyak 70 kardinal dengan mencontoh 70 tua-tua Israel (Bil 11:16). Paus ini juga mu­lai mendirikan kongregasi-kongregasi dalam Kuria Roma yang dipimpin oleh seorang kardinal. Dengan demikian, mereka terinstitusionalisasi untuk membantu Paus dalam melaksanakan reksa kegembalaan Gereja secara universal.

Tingkatan Kardinal

Kolegium Kardinal saat ini dibagi menjadi tiga tingkatan, yakni: episkopal (uskup), presbiteral (imam), dan diakonal (diakon). Tingkatan ini berlaku sejak 1586, pada masa Paus Sixtus V, meskipun jumlahnya selalu berubah dari masa ke masa. Tingkat episkopal atau Kardinal-Uskup merupakan kardinal yang diangkat menjadi uskup tituler salah satu keuskupan di sekitar Roma atau gelar Gereja suburbikaris dan Batrik Gereja Timur. Gereja suburbikaris berjumlah enam, yakni: Albano, Porto-Santa Rufina, Sabina-Poggio Miterto, Velletri-Segni, Frascati, dan Palestrina. Sedangkan Batrik Gereja Timur diberi gelar kardinal tanpa harus mendapat gelar tituler Gereja suburbikaris, karena martabat dan jabatan mereka sudah ada sejak zaman para rasul dan senioritas ini sangat dihormati. Takhta patriarkal mereka dipakai menjadi gelar kardinalnya. Saat ini, ada 10 Kardinal-Uskup, termasuk empat Patriakh Gereja Timur: Kardinal Nasrallah Pierre Sfeir (91), Patriakh Emeritus Antiokhia dari ritus Maronit; Kardinal Ignace Moussa I (Basile) Daoud (81), Patriakh Emeritus Antiokhia dari ritus Siria; Emmanuel III (Emmanuel-Karim) Delly (84), Patriakh Babilonia dari ritus Khaldea; dan Kardinal Antonios Naguib (76), Patriakh Aleksandria dari ritus Koptik.

Tingkat presbiteral atau Kardinal-Imam merupakan kardinal yang diangkat dengan gelar tituler salah satu gereja paroki di Roma. Biasanya mereka adalah Uskup atau Uskup Agung Gereja Katolik Roma yang tersebar di seluruh dunia atau ketua salah satu kongregasi di Kuria Roma. Saat ini, ada 158 Kardinal-Imam. Sedangkan jumlah Gereja yang ada di Roma sekitar 300. Kardinal paling senior dalam tingkatan ini disebut Kardinal Protoimam, yakni kardinal yang paling lama dalam tingkatan presbiteral. Kardinal Protoimam sekarang adalah Kardinal Eu­gênio de Araújo Sales (91), Uskup Agung Emeritus São Sebastião do Rio de Janeiro, Brazil, yang mendapat gelar Kardinal-Imam St Gregorius VII sejak 28 April 1969.

Tingkat ketiga adalah Kardinal-Diakon. Kardinal di tingkat diakonal saat ini berjumlah 45. Mereka yang diangkat biasanya masih aktif memegang jabatan dalam Kuria Roma. Kardinal-Diakon yang paling senior disebut Kardinal Protodiakon, punya hak istimewa untuk mengumumkan nama Paus baru dari Balkon Basilika St Petrus dan mengenakan Pallium kepada Paus terpilih. Demikian pula dia berhak atas nama Paus mengenakan Pallium kepada para Uskup Metropolit atau menyerahkannya kepada wakilnya. Saat ini, jabatan Kardinal Protodiakon diampu oleh Kardinal Jean-Louis Pierre Tauran (64), Ketua Dewan Kepausan untuk Dialog antar Agama, yang bergelar Kardinal-Diakon St Apollinare alle Terme Neroniane-Alessandrine sejak 21 Oktober 2003.

Melalui Konsistori, dengan mengindahkan urutan tahbisan dan pengangkatan, dan mendapat persetu­juan Bapa Suci, para kardinal dari tingkat presbiteral maupun diakonal dapat dipindah ke gelar lainnya sesuai tingkatannya masing-masing. Bahkan, kanon 350 §5 Kitab Hukum Kanonik (KHK) 1983 menerangkan bahwa Kardinal-Diakon yang sudah sepuluh tahun pada tingkat diakonal dapat berpindah ke tingkat presbiteral.

Kolegium Kardinal dikepalai oleh seorang Dekan yang mendapat gelar Keuskupan Ostia bersama gelar Gereja lain yang sudah dimilikinya. Posisi Dekan saat ini dijabat oleh Kardinal Angelo Sodano (84), dengan gelar Kardinal-Uskup Ostia dan Albano. Dekan ini mempunyai wakil yang disebut Subdekan. Baik Dekan mau­pun Subdekan tidak mempunyai kuasa kepemimpinan apa pun atas para kardinal, melainkan menjadi yang pertama di antara rekan-rekan yang sederajat (primus inter pares).

Pengangkatan Kardinal

Sesuai KHK 1983 kanon 351 §1, yang diangkat menjadi kardinal adalah para pria yang dipilih bebas oleh Paus, seku­rang-kurangnya sudah ditahbiskan imam, unggul dalam ajaran, moral, kesalehan, dan juga kearifan bertindak. Mereka yang belu­m menjadi u­sku­p haru­s menerima tahbisan u­sku­p. Atu­ran ini dipromu­lgasikan oleh Pau­s Yohanes XXIII pada 1962.

Pada u­mu­mnya imam yang diangkat menjadi kardinal su­dah beru­sia sekitar 80 tahu­n. Dengan demikian, gelar ini dianggap hanya sebagai penghormatan atas jasanya yang besar bagi Gereja, sehingga dimu­ngkinkan bahwa mereka mendapatkan dispensasi u­ntu­k tidak ditahbiskan menjadi u­sku­p, seperti Kardinal Karl Josef Becker SJ yang diangkat menjadi kardinal pada Konsistori Febru­ari 2012.

Dalam sejarah Gereja sampai awal abad XX, tercatat kardinal-kardinal yang bu­kan
u­sku­p, bu­kan imam, melainkan diakon atau­ bahkan awam. Meskipu­n tidak menerima tahbisan, mereka tetap mengenakan pakaian selayaknya kardinal. Mereka dimasu­kkan dalam jajaran Kardinal-Diakon, tetapi disebu­t dengan nama Kardinal Awam, bahkan diizinkan u­ntu­k menikah. Sejak 1917, Pau­s Benediktu­s XV merevisi atu­ran ini dan menyatakan bahwa yang bisa diangkat kardinal adalah imam atau­ u­sku­p. Kardinal Awam terakhir adalah Kardinal Teodolfo Mertel.

Pau­s bebas memilih kardinal melalu­i tiga tahap. Pertama, nama mereka diu­mu­mkan dan disetu­ju­i dalam pertemu­an tertu­tu­p antara Pau­s dengan anggota Kolegiu­m Kardinal. Sejak pengu­mu­man tersebu­t, mereka su­dah terikat kewajiban serta hak sebagai kardinal. Kedua, kepu­tu­san tersebu­t disampaikan kepada para calon kardinal terpilih. Ketiga, mereka menerima biretta dan cincin kardinal dalam u­pacara pelantikan pu­blik. Setelah itu­, mereka secara resmi menjadi anggota Kolegiu­m Kardinal. Pengangkatannya ditandai dengan su­atu­ dekrit yang diu­mu­mkan di hadapan Kolegiu­m Kardinal.

Kardinal-Rahasia

Dalam kesempatan tertentu­ dan alasan-alasan khu­su­s, hak istimewa Pau­s u­ntu­k mengangkat kardinal dapat dilaku­kan tanpa haru­s mengu­mu­mkan nama para calon. Nama mereka tidak langsu­ng diu­mu­mkan. Kardinal ini sering disebu­t sebagai Kardinal Rahasia atau­ namanya masih disimpan dalam hati (in pecto­re) oleh Pau­s. Kardinal Rahasia ini tidak terkena kewajiban dan hak sebagai kardinal. Tetapi, ketika kemu­dian namanya
diu­mu­mkan, secara otomatis mereka terikat kewajiban dan hak sebagai kardinal. Namu­n, hak presedensi mereka su­dah terhitu­ng sejak diangkat dalam hati oleh Pau­s. Mengenai pengu­mu­mannya, Pau­s berhak menentu­kan kapan saja. Tetapi, jika Pau­s mangkat, pengangkatan kardinal dalam hati itu­ tidak berlaku­ lagi.

Contoh pengangkatan Kardinal Rahasia ini terjadi pada masa Yohanes Pau­lu­s II. Dari 232 kardinal yang diangkatnya, ada empat Kardinal Rahasia yang tiga di antaranya sempat diu­mu­mkannya. Usku­p Shanghai, Cina, Kardinal Ignatiu­s Ku­ng Pin Mei (1901-2000), diangkat Kardinal Rahasia pada 30 Ju­ni 1979 dan diu­mu­mkan sebagai Kardinal Imam S. Sisto pada 28 Ju­ni 1991. Usku­p Agu­ng Lviv, Ukraina, Kardinal Marian Jaworski (1926-2008), di angkat Kardinal Rahasia pada 21 Febru­ari 1998 dan
diu­mu­mkan sebagai Kardinal Imam S. Sisto pada 21 Febru­ari 2001. Usku­p Agu­ng Emeritu­s Riga, Latvia, Kardinal Jânis Pu­jâts (81), diangkat Kardinal Rahasia pada 21 Febru­ari 1998 dan diu­mu­mkan sebagai Kardinal Imam S. Silvia pada 21 Febru­ari 2001.

Sedangkan yang dianggap sebagai Kardinal Rahasia keempat adalah Usku­p Agu­ng Kraków, Polandia, Kardinal Stanislaw Dziwisz (72). Meski tidak ada bu­kti tertu­lis, ia adalah sahabat Pau­s Yohanes Pau­lu­s II. Banyak orang berspeku­lasi, ia adalah Kardinal Rahasia yang na manya belu­m sempat diu­mu­mkan sampai Pau­s kelahiran Wadowice Polandia itu­ wafat. Kardinal Stanislaw kemu­dian diangkat Pau­s Benediktu­s XVI dalam Konsistori 22 Febru­ari 2006 dengan gelar Kardinal Imam S. Maria del Popolo.

Gambar Gereja Vatikan

GAMBAR-GAMBAR GEREJA VATIKAN ROMA


 

 
 
 

 

 

 

 

 

Vatikan Roma

PERZINAAN DI DALAM GEREJA VATIKAN


Yesus berkata:

[27] Kamu telah mendengar firman: "janganlah berzina." [28] Tetapi Aku berkata kepadamu: "Setiap yang memandang perempuan dan menginginkannya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya." [29] Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih balk bagimu satu dari anggota tubuhmu binasa, daripada tubuhmu dengan utuh dicampakkan dalam neraka. (Matius 5:27-29)

Inilah syariat yang dikatakan oleh Tuhan (menurut pandangan Kristen), yang tidak hanya mengharamkan perbuatan zina, tapi juga mengharamkan pandangan penuh nafsu kepada wanita! Namun, hukum tersebut telah dihapus oleh Paulus sang rasul dengan tidak memperhatikan apa yang telah dikatakan Yesus! Surat Kabar Italia La Republica yang terbit di Vatikan pada hari rabu, 21-3 -2001 mengabarkan tentang banyaknya kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan biarawati yang dilakukan oleh pastur dan uskup di gereja Katolik, lalu mereka memaksa para biarawati itu agar menggugurkan kandungannya untuk mencegah terbongkarnya skandal. Dalam berita itu, terbongkarlah rahasia yang menyatakan bahwa para uskup dan pendeta menggunakan otoritas agama mereka di beberapa negara, untuk melakukan hubungan seks dengan biarawati secara paksa. Hal ini terbukti dengan laporan tentang banyaknya terjadi pelecehan seksual di 23 negara, diantaranya: Amerika Serikat, Brazil, Philipina, India, Irlandia, dan Italia, bahkan di dalam gereja Katolik (Vatikan) itu sendiri, juga di beberapa negara Afrika lainnya.

Berita tersebut mengatakan: Bahwa salah seorang kapala biarawati di sebuah gereja - yang sengaja tidak disebutkan namanya - menyatakan, bahwa para pendeta di gereja tempatnya bekerja telah melakukan pelecehan seksual terhadap 29 biarawati yang ada dalam keuskupannya. Ketika salah seorang biarawati melaporkan permasalahan ini kepada uskup agung, maka dia pun dipecat dari pekerjaannya.

Di gereja lainnya - menurut laporan - para pendeta yang berada di sana minta disediakan biarawati untuk memenuhi nafsu seks mereka. Dalam berita itu dinyatakan, bahwa setelah kejadian tersebut terungkap, maka pihak gereja mengirim para uskup yang terlibat ke luar negeri untuk melanjutkan studi atau mengutus mereka ke gereja lain sampai batas waktu tertentu. Adapun para biarawati - yang takut pulang ke rumahnya - dipaksa untuk meninggalkan gereja, sehingga banyak dari mereka beralih profesi menjadi wanita tuna susila. Juga dinyatakan, bahwa telah ditemukan beberapa bulan yang lalu tentang adanya jaringan para uskup dan agamawan di Vatikan - dengan berbagai macam tingkatannya - yang melakukan perilaku seks menyimpang (homoseks) dan pecandu narkoba.

Pada akhir-akhir ini (maret 2003), Bapa Vatikan (Yohanes Paulus II) mengundang para pembesar gereja Katolik Roma di Amerika Serikat ke Vatikan Roma untuk membahas terbongkarnya skandal seks sebagian uskup Amerika yang mengguncang gereja di sana.

Uskup New York dan Boston yang memiliki kedudukan terbesar di gereja Amerika mendapat tekanan kuat untuk mengundurkan diri dari jabatan mereka, setelah tersebar kabar bahwa mereka berdualah yang berada di balik skandal seks yang dilakukan oleh sebagian pendeta. Uskup Milouki dituduh telah menyembunyikan informasi tentang skandal seks serupa. Kepala uskup Boston Kardinal Bernard Lu yang berumur 70 tahun juga dituduh telah mengetahui adanya beberapa uskup di keuskupannya yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur secara terus menerus, namun uskup tersebut tidak memberikan sanksi kepada mereka, malah dia hanya memindahkankannya ke keuskupan lainnya, dimana para pendeta tersebut bisa mencari korban-korban baru lainnya. Selain itu, terdapat juga skandal serupa di daerah St. Louis, Florida, California, Philadelphia, dan Detroit.

Sekitar 3000 pendeta menghadapi tuduhan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur. Kardinal pun mendapat protes keras karena tidak memberikan sanksi di Boston kepada mantan pendeta John Geogon yang diyakini telah melakukan pelecehan seks terhadap 100 orang selama 20 tahun, malah dia hanya dipindahkan ke keuskupan lain. Skandal gereja tersebut menghabiskan biaya yang sangat besar mencapai milyar dolar untuk berdamai di luar pengadilan di beberapa kasus. Juga dinyatakan bahwa beberapa keuskupan bangkrut disebabkan oleh skandal seks tersebut.

Saya akan menunjukkan penyerangan yang berbahaya terhadap agama Islam -di internet- para pelayan Tuhan mengatakan, "Nabi ini (maksudnya adalah Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam) telah memerangi kemuliaan, kesucian dan zuhud." Diriwayatkan oleh Anas bin Malik: Tiga orang datang kepada Nabi bertanya tentang ibadahnya, diantara mereka ada yang mengatakan bahwa saya menjauhi wanita, maka saya tidak menikah. Lalu nabi menjawab: "Demi Allah, sesungguhnya aku paling takut kepada Allah dan paling bertakwa kepada-Nya, aku berpuasa dan berbuka, aku tidur dan menikah. Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka dia bukanlah golonganku." (Hadist No.4675 / shahih Bukhari. Dari ensiklopedia hadist elektronik dari perusahaan Sakhr).

Para pelayan Tuhan pun menambahkan, setelah hadits ini: [Beginilah sunnah yang disebarkan oleh Muhammad, yang hanya menebarkan nafsu perut dan seks! Kedengkiannya terhadap umat Kristen pun tidak dapat disembunyikan, karena Kristen telah banyak melahirkan manusia-manusia suci. Mereka mampu meninggalkan nafsu duniawi, dan berkonsentrasi untuk beribadah kepada Allah. Merekalah para biarawan Kristen yang bertakwa].

Saya akan bertanya kepada para pelayan Tuhan yang bertakwa dan suci," Bagaimanakah kalian menafsirkan perbuatan zina yang terjadi di dalam Vatikan dan gereja? Kenapa pula para pendeta yang suci dan bertakwa itu minta disediakan biarawati untuk memenuhi nafsu seks mereka? Saya juga minta agar pihak gereja menjelaskan arti: Biarawati khusus pelayanan seks?

Para pelayan Tuhan itu mencela - dengan perkataan yang kasar - hadits Rasulullah, yang mengatakan kepada Umat Islam,

"Janganlah kalian mempersulit din kalian sendiri, sehingga kalian merasa kesulitan. Sesungguhnya suatu kaum yang mempersulit dirinya sendiri, akan dipersulit oleh Allah. Lihatlah sisa-sisa mereka di dalam gereja dan kuil - Dan Rahbaniyah yang mereka ada-adakan, Kami tidak mewajibkannya kepada mereka." (Dari Anas bin Malik - Hadits No. 4258 - dalam Sunan Abu Dawud. Ensiklopedia Hadits Elektronik).

Apa yang engkau katakan benar wahai Rasulullah!

Mungkin keterangan yang sangat singkat ini bisa menjelaskan kepada kita sikap Kristennya Paulus...semua perkataan yang diungkapkan oleh Paulus adalah untuk melepaskan diri dari belenggu syariat/hukum Taurat dan menghapus perkataan Tuhan. Beginilah caranya Paulus melepaskan diri manusia dari belenggu moral, norma dan syariat Tuhan. Cukuplah dengan keyakinan kepada pengorbanan dan penyaliban Yesus, setelah itu manusia bebas melakukan dosa apa saja, tidak ada perhitungan atau ganjaran. Dengan demikian, hilanglah nurani manusia, tidak ada pengikatnya kecuali hawa nafsu, sehingga janji Allah dalam Al-Qur'an (Perjanjian Terbaru), akan terwujud:

"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang temak, bahkan mereka lebih sesat jalannya. " (Al-Furqan: 43-44)

Maka dari itu, serangan seperti ini adalah bentuk serangan yang sangat berbahaya terhadap Islam, padahal Islamlah yang mengatakan kepada manusia:

"Dan setiap manusia Kami ikatkan perbuatannya ke kuduknya dan Kami keluarkan baginya pada Hari Kiamat sebuah buku yang diterimanya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimusendiri pada hari ini menghitung (amal)mu. Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya kesesatannya itu merupakan (kerugian) dirinya sendiri. Dan tidaklah seseorang yang berdosa akan memikul dosa orang lain. Dan Kami tidak akan mengadzab hingga Kami mengutus seorang rasul." (Al-Israa': 13-15)
YOGA - jangan lupa di like ya sekaligus di share juga biar blog ini bisa berkembang cepat dan terus bisa memberikan yang terbaik untuk teman semua - YOGA